Hari ini tiba-tiba ingin membuka sebuah layanan permainan elektronik yang ada di layar laptop. Ini adalah keinginan pertama setelah berhenti bermain sejak setahun yang lalu.
Dulu permainan yang dipasang di telepon genggam sangat sangat saya sukai. Ia bisa menghilangkan kesal saat menunggu kedatangan teman atau menunggu angkutan umum bersedia bergerak maju. Sebuah kesenangan positif, menurut saya saat itu, daripada mengomel atau mengutuk orang lain.
Namun seperti umumnya permainan, saya mendapat tantangan. Saya harus menyelesaikan berbagai masalah, untuk naik ke tingkat permainan yang lebih tinggi. Tantangan harus dikerjakan sebaik mungkin. Saat tantangan terlampaui, rasanya bangga sekali. Semakin percaya diri. Semakin ingin mencapai tingkatan berikutnya. Tingkatan yang lebih tinggi lagi. Terus seperti itu.
Saya akhirnya bermain bukan lagi sebagai perintang waktu. Tapi menjadi sebuah kebutuhan. Menjadi candu. Menomorsatukan bermain daripada menyelesaikan tugas. Mengesampingkan buku-buku menarik yang sengaja dibeli untuk dibaca. Begitu selalu. Sampai saya mampu bermain sambil bercakap-cakap dengan teman. Bermain sambil mendengarkan rapat. Bermain sambil menyantap makanan. Bermain sambil berjalan. Saya tidak pernah gagal dalam menjalankan tantangan permainan.
Sampai suatu hari saya merasa sangat lelah. Berkurangnya waktu istirahat, menyebabkan kelesuan. Badan terasa sangat tidak nyaman. Sementara tugas yang terbengkalai harus segera diselesaikan. Tengat waktu sudah di depan mata. Rasanya ingin menangis. Ingin istirahat tetapi tidak bisa. Semua dikerjakan walau tidak maksimal.
Setelah merenung lama, saya tahu penyebab kekacauan semua ini. Waktu saya habis oleh bermain. Dengan penuh kesedihan, saya hapus semua macam permainan elektronik dari telepon genggam. Sempat beberapa hari, saya merasa bingung. Merasa ada yang terlupa, karena merasa ada yang belum dikerjakan. Namun akhirnya semua teratasi, dengan mencari tugas-tugas yang wajib dikerjakan. Hal ini ternyata sangat menenangkan hati dan pikiran. Jika tidak ada lagi tugas sementara saya perlu kegiatan perintang waktu, akhirnya saya memilih untuk membaca saja.
Dulu permainan yang dipasang di telepon genggam sangat sangat saya sukai. Ia bisa menghilangkan kesal saat menunggu kedatangan teman atau menunggu angkutan umum bersedia bergerak maju. Sebuah kesenangan positif, menurut saya saat itu, daripada mengomel atau mengutuk orang lain.
Namun seperti umumnya permainan, saya mendapat tantangan. Saya harus menyelesaikan berbagai masalah, untuk naik ke tingkat permainan yang lebih tinggi. Tantangan harus dikerjakan sebaik mungkin. Saat tantangan terlampaui, rasanya bangga sekali. Semakin percaya diri. Semakin ingin mencapai tingkatan berikutnya. Tingkatan yang lebih tinggi lagi. Terus seperti itu.
Saya akhirnya bermain bukan lagi sebagai perintang waktu. Tapi menjadi sebuah kebutuhan. Menjadi candu. Menomorsatukan bermain daripada menyelesaikan tugas. Mengesampingkan buku-buku menarik yang sengaja dibeli untuk dibaca. Begitu selalu. Sampai saya mampu bermain sambil bercakap-cakap dengan teman. Bermain sambil mendengarkan rapat. Bermain sambil menyantap makanan. Bermain sambil berjalan. Saya tidak pernah gagal dalam menjalankan tantangan permainan.
Sampai suatu hari saya merasa sangat lelah. Berkurangnya waktu istirahat, menyebabkan kelesuan. Badan terasa sangat tidak nyaman. Sementara tugas yang terbengkalai harus segera diselesaikan. Tengat waktu sudah di depan mata. Rasanya ingin menangis. Ingin istirahat tetapi tidak bisa. Semua dikerjakan walau tidak maksimal.
Setelah merenung lama, saya tahu penyebab kekacauan semua ini. Waktu saya habis oleh bermain. Dengan penuh kesedihan, saya hapus semua macam permainan elektronik dari telepon genggam. Sempat beberapa hari, saya merasa bingung. Merasa ada yang terlupa, karena merasa ada yang belum dikerjakan. Namun akhirnya semua teratasi, dengan mencari tugas-tugas yang wajib dikerjakan. Hal ini ternyata sangat menenangkan hati dan pikiran. Jika tidak ada lagi tugas sementara saya perlu kegiatan perintang waktu, akhirnya saya memilih untuk membaca saja.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca tulisan saya, silakan bertanya dan berkomentar dengan sopan